Tuesday, September 3, 2013

Are you okay?

Bismillahirrahmanirrahim

Today, I got a FB message asking "how am i doing?"  
Yesterday, I got a whatsapp asking the same question 
Last week, I got a text with "any updates?" in it.

It manages to put a smile on my face, why? I have love from all over the world :')

At times, we might think Allah has abandon us, but most of the times, His love comes from places we never expect it to be from. The same when we always says that He will open the door to those who have taqwa, He will always send whatever we need if we really put our trust in Him.


And whoever fears Allah - He will make for him a way out. And will provide for him from where he does not expect. And whoever relies upon Allah - then He is sufficient for him. Indeed, Allah will accomplish His purpose. Allah has already set for everything a [decreed] extent. 

[At-talaq:2-3]
My dear sisters fillah, jazakumullahu khayran kathira for all your love and concerns! 
I'm okay inshaAllah, i have sisters all around the world praying for me so how can i not be :)

A sister once told me, we are connected even if we are afar, why, 'cause of do'a rabithah hati! So, 
please remember me in your do'a, hope to be reunited again in His Jannah, ameen

Please make do'a for my aunt as well, she's teribly sick. Please pray that her family is strong to accept whatever Allah sets to be and that she is granted what's best for her .

Do'a silahul mu'min - Do'a senjata mu'min

Friday, August 30, 2013

Aku tinggalkanmu

Bismillahirrahmanirrahim

Aku tinggalkanmu di sana
bukan kerana aku memang menginginkannya
namun kerana itu takdirNya

Aku tinggalkanmu di sana
walaupun mungkin bekal belum terasa mencukupi
walaupun mungkin engkau bakal terasa sendiri
walaupun mungkin engkau bakal menangis sendiri
Namun yakinlah wahai sayang,
Aku tinggalkanmu dalam jagaanNya

Aku tinggalkanmu di sana
kerana Allah meyakinimu
kerana Allah lebih tahu
bahawasanya engkau mampu berdiri sendiri
engkau mampu tanpa diriku di sisi
memacu dakwah bumi itu

Andai engkau perlu
aku sentiasa di sini
menghantar doa dan ingatan
walaupun kita tidak bersama di bumi itu lagi
tapi kita tetap bersama dalam doa rabitah hati


*untukmu :)

Monday, May 27, 2013

Cukup berukhuwahkah aku?

Bismillahirrahmanirrahim

Serendah-rendah ukhuwah adalah berlapang dada dan setinggi-tinggi ukhuwah adalah itsar. (mendahulukan orang lain daripada diri sendiri)

Demikianlah kata Hasan Al-Banna. Daripada mana perkataan itsar itu diambil? JOM! buka Al-Quran.
"Dan orang-orang (Ansaar) yang mendiami negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang-orang yang berhijrah itu dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan sangat-sangat berhajat. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang yang berjaya."  
[Al-Hasyr ; 59:9]

وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ   - mengutamakan orang lain di atas diri mereka sendiri.  Allah mengajar kita bagaimana ingin berhubung dengan manusia, dan bagaimana ingin berkasih sayang sesama kita.

Tak perlu melihat jauh untuk memahami dan mencari contoh bagaimana ingin mempraktikkannya dalam kehidupan seharian kita. Lihat sahaja kisah golongan Muhajirin dan Ansar, dan bagaimana mereka berinteraksi sesama mereka. Kita pasti dapat melihat manifestasi iman dan ukhuwah dalam setiap inci kehidupan mereka. 

Mahu satu contoh? Baik, JOM! kita baca kisah seorang sahabat ini.

KETIKA SALMAN AL-FARISI DITOLAK LAMARANNYA

Salman al Farisi adalah salah seorang sahabat Nabi saw yang berasal dari Persia. Salman sengaja meninggalkan kampung halamannya untuk mencari cahaya kebenaran. Kegigihannya berbuah hidayah Allah dan pertemuan dengan Nabi Muhammad saw di kota Madinah. Beliau terkenal dengan kecerdikannya dalam mengusulkan penggalian parit di sekeliling kota Madinah ketika kaum kafir Quraisy Mekah bersama pasukan sekutunya datang menyerbu dalam perang Khandaq.

Berikut ini adalah sebuah kisah yang sangat menyentuh hati dari seorang Salman Al Farisi: tentang pemahamannya atas hakikat cinta kepada perempuan dan kebesaran hati dalam persahabatan.

Salman Al Farisi sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mu’minah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai pacar. Tetapi sebagai sebuah pilihan untuk menambatkan cinta dan membangun rumah tangga dalam ikatan suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah, pelamaran.

Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang telah dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Keduanya tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abu Darda’ berbicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni.

”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”menerima Anda berdua, shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.”

Abu Darda dan Salman menunggu dengan berdebar-debar. Hingga sang ibu muncul kembali setelah berbincang-bincang dengan puterinya.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Keterusterangan yang di luar kiraan kedua sahabat tersebut. Mengejutkan bahwa sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya. Bayangkan sebuah perasaan campur aduk dimana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran. Ya, bagaimanapun Salman memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya.

Namun mari kita lihat apa reaksi Salman, sahabat yang mulia ini:

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”

Betapa indahnya kebesaran hati Salman Al Farisi. Ia begitu faham bahwa cinta, betapapun besarnya, kepada seorang wanita tidaklah serta merta memberinya hak untuk memiliki. Sebelum lamaran diterima, sebelum ijab qabul diikrarkan, tidaklah cinta menghalalkan hubungan dua insan. Ia juga sangat faham akan arti persahabatan sejati. Apalagi Abu Darda’ telah dipersaudarakan oleh Rasulullaah saw dengannya. Bukanlah seorang saudara jika ia tidak turut bergembira atas kebahagiaan saudaranya. Bukanlah saudara jika ia merasa dengki atas kebahagiaan dan nikmat atas saudaranya.

“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” [HR Bukhari]

[Sumber : Islamedia]


Ini adalah satu daripada banyak kisah sahabat yang melebihkan sahabat lain atas nama Islam, Iman dan cinta. Cinta kerana Allah. 

Selamat mencari cinta yang hakiki!

Monday, May 20, 2013

Put yourself in MY shoes!

Bismillahirrahmanirrahim


Pernah tak kita dengar "what goes around comes around" , hukum karma dan apa-apa yang sewaktu dengannya?

Pernah tak kita nak berbuat sesuatu tetapi tidak mendapat kerjasama manusia-manusia lain di sekeliling kita?

Pernah tak kita terfikir nak kata "for once, put yourself in my shoes" dan apa-apa sahaja yang meminta empati manusia lain?

Kalau jawapannya pernah, JOM! tengok apa Rasulullah saw kata tentang hal ini.


Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: 

Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.  
Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat 
Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. 
[HR Muslim] 


Hebatkan psikologi yang Rasulullah saw guna untuk buat kita berfikir dan untuk memotivasikan kita untuk membantu saudara-saudara kita? Tentu sahaja dengan petunjuk daripada Allah.

Rasulullah saw menjanjikan pertolongan Allah kepada mereka yang menolong saudaranya.
Allah - Sang Pencipta, Sang Penguasa dan Pengatur perjalanan alam ini sehingga akhir zaman. Tiada apa yang terlepas daripada perhitunganNya.

Tentu sahaja kebaikan yang kita buat akan kembali kepada kita, kerana Allah yang mengaturkannya begitu.

Tak cukup termotivasi lagi? Takpe, JOM! tengok satu lagi hadith.


Dari Ibnu Umar RA bahwasanya ada seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW dan bertanya, 
Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah SWTDan apakah amalan yang paling dicintai Allah SWT?”  
Baginda SAW menjawab, “Orang yang paling dicintai Allah adalah  orang yang paling memberi manfaat kepada sesama manusia. 
Adapun amalan yang paling dicintai Allah SWT adalah engkau menggembirakan hati seorang muslim, atau engkau menghilangkan sebuah kesulitan hidupnya, atau engkau melunaskan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya.  
Sungguh aku berjalan untuk memenuhi kebutuhan seorang saudara muslim lebih aku senangi daripada aku beri’tikaf di masjid Madinah ini (masjid Nabawi) selama satu bulan penuh.” 

[HR Thabrani]


Hebatkan ganjaran daripada Allah yang Rasulullah saw janjikan kepada mereka yang memudahkan kehidupan saudaranya yang lain? yang menyelesaikan keperluan saudaranya yang lain?

Dunia akan lebih menggembirakan andai semua orang berusaha untuk memudahkan, dan inshaAllah semua urusan akan jadi lebih mudah. Dialah pemegang segala urusan, dan segala sesuatu itu amatlah mudah bagiNya.

Diberi situasi oleh Allah yang membuatkan diri ini berfikir, setiap orang pasti akan diberi situasi yang pernah dilalui oleh orang lain.

Sebagai contoh; survey untuk research PhD, kita mungkin rasa 10 minit masa kita sangat-sangat mahal untuk diinfakkan untuk membantu saudara kita menyelesaikan PhD nya,  namun, sedarlah, suatu hari nanti kita mungkin berada di tempatnya, dan pada saat itu, kita pasti mahu orang lain membantu kita menjalankan amanah tersebut dengan sebaiknya.

Wallahu a'lam



Thursday, April 18, 2013

Menelusuri seerah Ar-Rasul~

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, thumma alhamdulillah, thumma alhamdulillah

Alhamdulillah, Allah beri kesempatan untuk mendaki dua jabal yang cukup terkenal dalam sejarah Islam; Jabal Nur di mana terletaknya Gua Hira' dan Jabal Thur di mana terletaknya Gua Thur.

Jabal Nur yang dikunjungi nabi selama beberapa lama untuk mengasingkan diri mencari kebenaran di tengah-tengah pekat hitam jahiliyyah masyarakat Arab. Separuh pendakian, berhenti untuk bertadabbur  dan melepaskan lelah (sungguh! sampai lelah untuk mendaki walaupun dah ada anak-anak tangga yang disediakan)

Allah bagi ayat ini :
"Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi, "Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!"

(Al-Qasas; 28:30)
Antara orang yang terakhir sampai ke puncak, tazkirah dah separuh jalan dah, namun bersyukur Allah sampaikan juga ke puncak.

Susah bukan nak mencari hidayah Allah, susah bukan nak mengenal kebenaran, di tengah-tengah pekat hitam jahiliyyah, nabi terpaksa memanjat bukit semata-mata untuk mencari petunjuk daripada Rabbul A'lamin, demi mencari ketenangan hati dan ketenangan melalui fitrah asal seorang manusia.



*    *    *

Beberapa hari kemudian, Allah beri kesempatan mendaki jabal Thur pula, ya Allah, pendakian yang lebih mencabar daripada pendakian pertama.

Separuh jalan terasa ingin berputus asa, namun sapaan-sapaan mesra dan pemberi semangat makcik-makcik dan pakcik-pakcik yang turut sama mendaki membuatkan diri malu sendiri. Bahkan, ada antara mereka yang mendaki tanpa memakai kasut/selipar atau apa-apa alas kaki!

Okay, sila malu sendiri! untuk seorang yang masih lagi muda remaja!

Pendakian diteruskan, sehinggalah terasa ingin merangkak! Allah, lemahnya stamina dan semangat!

Namun, Allah sampaikan juga ke puncak! Alhamdulillah, dan sungguh, besarnya pengorbanan baginda Nabi untuk hijrah, besarnya pengorbanan demi menyampaikan sebuah risalah kebenaran!


[pemandangan daripada Jabal Thur]



Pemandangan dlm pendakian jabal Thur,

bayangkan baginda Nabi saw mendaki dlm keadaan berjengket utk mengelakkan kesan tapak kaki

Bayangkan ketikanya Abu Bakr mendukung Nabi saat mendaki utk menyampaikan ke puncak

bayangkan Asma' Abu Bakr mendaki menghantar bekal saat sedang hamil

bayangkan Abdullah Abu Bakr yg berulang-alik setiap awal pagi pulang ke Mekah utk mengintip

bayangkan 'Amir bin Fuhairah mengembala utk membekalkan susu buat baginda dan Abu Bakr

semuanya demi menyampaikan Islam kepada seluruh dunia. Dan Islam telah sampai kepada kita saat ini!

ya Rasulullah saw, aku bersaksi bahawa engkau telah menyampaikan, dan Islam telah sampai kepadaku pada saat ini.

Dan aku merindui bumi barokah itu, dan aku merindui pertemuan dgnMu dan kekasihMu, pertemukan aku dgnMu dlm keadaan Engkau redha dgnku ya Rabbul Izzati~
 






Sunday, March 24, 2013

Langit menanti dan bumi meredhai~

Bismillahirrahmanirrahim

Hari Jumaat lepas bergerak untuk satu program di London, dan pagi sabtu barulah terbaca dan dikejutkan dengan kemalangan seorang akh fil Islam di Malaysia, sungguh, memang tidak pernah mengenali akh tersebut secara berdepan.

Lantas, berita perkembangan kesihatan akh tersebut masuk bertalu-talu di dalam whatsapp, Allah!

Dan pagi sabtu itu diwarnai dengan bermacam-macam perasaan, gembira, cemburu, sedih, terharu, kagum. Akhirnya akh tersebut dijemput Allah dalam keadaan satu dunia menangisi pemergiannya.

Dan minggu berlalu dengan sangat cepat. Namun, satu yang pasti, cemburu dengan akh tersebut, seluruh dunia menangisi perginya si dia, dan tahu apa yg paling dicemburui?

Semua orang menjadi saksi terhadapnya,
terhadap amal-amalnya mengajak manusia kepada Allah,
terhadap tanggungjawab syahadahnya.
Dan semua menangisi pemergiannya,
hatta langit Malaysia dan langit London turut menangisi pemergiannya pada hari tersebut.

Dan saat semua menyatakan penyaksian terhadapnya,
saat semua orang menyatakan kebaikannya,
dia sedang berbahagia di sisi Tuhannya,
dan kata-kata pujian itu tidak sedikit pun akan merosakkan amalannya,
tidak sedikit pun akan masuk ke dalam hatinya,
tidak sedikit pun akan menimbulkan riak dalam dirinya,
kerana dia sedang berbahagia di sana,
kerana dunia bukan lagi tempat persinggahannya,
kerana dia telah pun bergerak ke destinasi akhir cintanya,
meninggalkan kita yang masih di sini untuk terus berlari mengejarnya.

[credit]


Antara jiwa-jiwa yang terasa kehilangannya:

Thursday, March 14, 2013

Doa dan Harapan

Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini saya ber'whatsapp' dengan usrahmate di bumi Ireland, dan saya katakan padanya, saya merindui bumi Malaysia, saya merindui Kolej Maha Busy beserta kedamaian yang datang bersamanya. Saya merindui sentuhan-sentuhan murabbi pertama yang tanpa mengenal penat lelah membentuk kami yang masih baru belajar mengenali Ad-Deen ini.

Lalu apa jawapannya kepada saya?
"Takpe *i**. Kalau macam tu, sahabat takkan keluar dari Madinah kan?"

Tersentak saya sejenak.

Betulkan?

Tentu sekali sahabat ingin sentiasa bersama baginda Ar-Rasul setiap masa, mengutip mutiara-mutiara berharga daripada baginda yang datang terus daripada Sang Pencipta. Dan tentu sekali baginda Nabi ingin bersama sahabat-sahabat baginda, sahabat yang mempertaruhkan segalanya demi mempertahankan baginda dan agama yang dibawanya, sahabat yang membenarkannya saat semua manusia menidakkan kata-katanya.

Namun, apa yang terjadi pada tahun ketiga dan ke empat hijrah? Tragedi Yaum Ar-Raji' dan tragedi Telaga Ma'unah, saat baginda menghantar sahabat-sahabatnya untuk mengajarkan Islam kepada qabilah 'Adhal dan Al-Qarah yang meminta. (Fiqh Seerah 2 , karangan Al-Buti)

Baginda menghantar sahabat-sahabatnya tanpa mengetahui adakah mereka bakal kembali ke Madinah dengan selamat.

Begitu juga sahabat-sahabat yang pergi memenuhi tuntutan tersebut,
perginya meninggalkan bumi barakah, perginya meninggalkan Ar-Rasul tercinta, tanpa tahu bilakah Allah akan mengizinkan mereka untuk pulang semula.

Namun, semuanya jelas dengan satu tujuan, hak Allah perlu ditegakkan di bumi ini walau apa pun yang menuntut untuk dikorbankan.

Dan ukhti fillah itu sempat menitipkan kata-kata:
"Berjuanglah di mana pun. Jadikan kerinduan itu sebagai doa dan harapan"

Jazakumullahu khayran kathira ukhti fillah,  indeed, kasih sayang Allah itu sangat luas dan sangat lembut, saat diri terkapai-kapai, banyak sekali sapaan-sapaan mesra yang dihantar-Nya, alhamdulillah untuk segala nikmat ini, moga kita mampu saling menguatkan, dan saling mengingatkan, sehingga kita dapat bertemu dan belaga lutut lagi, suatu hari nanti, inshaAllah. Andai bukan di sini, kita buat temu janji kita di syurga, biiznillah!




Monday, March 11, 2013

Murabbi itu

Bismillahirrahmanirrahim


Disclaimer : Post ini adalah luahan perasaan.


Murabbi itu
tanpa kata
mampu mengalirkan air mata

Murabbi itu
tanpa kata
mampu menggugah jiwa

Murabbi itu
tanpa kata
mampu meneka setiap gundah gulana dalam jiwa

Murabbi itu
tanpa kata
mampu membuat hati merasa lega

Murabbi itu
tanpa kata
mampu membuat bibir tersenyum ria

dan Murabbi itu
tanpa kata
tanpa berada di depan mata
tanpa memerlukan muayasyah yang lama
tanpa selalu berada di sisi melihat jatuh bangunnya si dia
tetap mampu membimbing dan membawa
kepada satu tujuan yang sama
tetap mampu memberi himmah
saat iman berada di tingkat paling bawah
tetap mampu membuat si dia
ingin terus melangkah menuju Tuhannya~


*alhamdulillah ya Allah, atas ni'mat yg Engkau berikan, saat aku tercari-cari dalam kegelapan, saat aku termangu-mangu sendirian.

Jazakumullahu khayran kathira kakak syg, for all the things you make me do, for all the things you make me see, for all your silence and patience, may Allah make us steadfast in His path, may Allah place us in His Jannah in the hereafter, ameen. Uhibbuki fillah !


Friday, February 15, 2013

Sekuntum ros

Bismillahirrahmanirrahim

[Disclaimer : Post ini adalah luahan perasaan]



Semalam kami berbulatan gembira, dan saya tutup dengan sekuntum ros buat setiap seorang mereka.

ye, ini memang salah satu ros tersebut :)


MasyaAllah, hebatnya kesan sekuntum bunga kepada hati manusia!


"Dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan si bumi yang mereka lalui, namun mereka berpaling darinya"
[Yusuf;12:105]



Bukan sejambak pun, hanya sekuntum seorang, tetapi nikmat yang Allah beri melalui reaksi dan riak muka mereka hanya Allah yang tahu.

Begitu jugalah reaksi dua orang yang lain yang bersama saya dalam gerabak dakwah dan tarbiyah di bumi titanic ini.

Ya Allah, hebat sungguh kesan alam ciptaanMu buat makhlukMu bernama manusia.

Dan kisah dua hari ini membawa saya kepada satu kesedaran,

saya semakin kurang sensitif dengan keperluan-keperluan mereka di sekeliling saya.

saya semakin kurang manusiawi kepada mereka yang saya ingin bersama di syurga nanti.

saya semakin kurang memberi perhatian kepada sisi-sisi lain selain sisi thaqafi dalam dakwah dan tarbiyah



"sometimes i forget, that my mutarabbi is also just a human being like me :) 
and how i like to be treated is how i should treat them :) "


Moga Allah terus membimbing kita dalam setiap inci kehidupan kita, dan semoga kita menjadi rahmat buat mereka di sekeliling kita, kerana itulah Islam diturunkan, menjadi rahmatan lil a'lamin (rahmat kepada seluruh alam)



Monday, January 28, 2013

::Lama sudah::

Bismillahirrahmanirrahim

Sedar tak sedar lama dah tak menulis, dah sebulan rupanya!

Allahu Allah, He is indeed The Best Planner~

Dua minggu ini, Allah uji dengan isu ukhuwah dan hati, dan satu tarbiyah Allah yang sangat terasa adalah, setiap urusan kita dengan manusia adalah reflection amal kita kepada Si Dia.

Andai kita tidak menjaga hubungan dengan Allah, maka senanglah kita melukai mereka di sekeliling kita, kerana setiap tindakan kita, setiap butir bicara kita, setiap pandangan mata kita, tidak dipandu oleh Allah.

Sangatlah terasa kebenaran kata-kata "hablu minallah wa hablu minannas" yang selama ini sering diperkatakan kerana dalam keadaan amal tunggang-langgang, saat itulah kata-kata yang terucap semakin kasar, bahasa yang digunakan semakin keras, dan hati manusia-manusia semakin terluka.


Pepatah Arab ada berbunyi :

"Air yang bertakung tidak mengalir akan dirosakkan oleh statiknya itu, pemuda yang banyak masa lapang (tidak dinamik) akan dibunuh oleh masa lapangnya itu"

Bersyukur atas apa yang dirancang Allah, walaupun nampak seperti musibah, namun kerananya setiap detik itu dimanfaatkan,

Alhamdulillah atas segala ketentuanMu wahai Tuhan pencipta alam. Jadikan kami semua hamba yang terus menerus mensyukuri setiap ketentuanMu.

Other posts:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...